Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 6 Semester 1 Kurikulum Merdeka – Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peran penting dalam membentuk akhlak dan moral siswa. Oleh karena itu, memahami materi PAI pada kelas 7 BAB 6 Semester 1 menjadi hal yang wajib dilakukan. Namun, seringkali siswa kesulitan memahami materi PAI yang cukup kompleks.
Oleh karena itu, kami hadir untuk membantu memudahkan siswa memahami materi PAI dengan memberikan rangkuman materi PAI Kelas 7 BAB 6 Semester 1 Kurikulum Merdeka yang lengkap dan jelas. Melalui artikel ini, siswa dapat memahami materi PAI dengan lebih baik dan mudah, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Dalam rangkuman materi PAI Kelas 7 BAB 6 Semester 1 Kurikulum Merdeka, kami akan membahas tentang beberapa topik penting BAB 6 tentang “Alam Semesta Sebagai Tanda Kekuasaan Allah Swt”.
Kami akan memberikan penjelasan singkat dan jelas, serta contoh-contoh yang mudah dipahami sehingga siswa dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, kami juga akan memberikan tips dan trik agar siswa dapat mengingat materi dengan mudah, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan dengan lancar dan benar saat ujian.
BACA JUGA : Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap dan terbaru
Kami yakin, rangkuman materi PAI Kelas 7 BAB 6 Semester 1 Kurikulum Merdeka ini akan membantu siswa memahami dan menguasai materi PAI dengan baik.
Tanpa perlu khawatir lagi akan kesulitan memahami materi, siswa dapat fokus belajar dan memahami materi dengan lebih baik lagi.Ayo, mulai belajar dan memahami materi PAI dengan lebih baik bersama kami!
BACA JUGA : Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 5 Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap
Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 6 Semester 1 Kurikulum Merdeka
Rangkuman PAI Kelas 7 Bab 6
Alam Semesta Sebagai Tanda Kekuasaan Allah Swt
Q.S. al-Anbiya ayat 30 dan Kandungannya
Untuk memulai materi, mari kita baca Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 berikut ini:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Yang artinya:
“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.” (Q.S. al-Anbiyā’/21: 30)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang musyrik Mekah tidak memperhatikan alam ini.
Peristiwa di dalamnya pun tidak pernah mereka perhatikan.
Padahal, peristiwa di alam semesta ini memberikan bukti bahwa Allah Swt. itu ada, begitu pula penciptaan, pengaturan, dan kekuasaan-Nya.
Ayat ini menjelaskan pula bahwa langit dan bumi pada awalnya bersatu kemudian Allah Swt. memisahkan keduanya.
Teori sains menjelaskan bahwa persitiwa ini diungkap dalam teori Big Bang.
Kemudian ayat ini juga menjelaskan bahwa air sangat berperan penting dalam kehidupan.
Air memang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan.
Tubuh makhluk hidup sebagian besarnya terdiri atas air karena hampir 70% tubuh manusia adalah air.
Akhir ayat Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 ini mengingatkan manusia, apakah manusia tetap tidak beriman meskipun Allah Swt. itu Maha Kuasa?
BACA JUGA : Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap
Q.S. al-A’raf ayat 54 dan Kandungannya
Selanjutnya, mari kita baca Q.S. al-A’rāf/7: 54 berikut ini:
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Yang artinya:
“Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.” (Q.S. al-A’rāf/7: 54)
Pada awal ayat, dijelaskan bahwa Allah Swt menciptakan langit dan bumi dalam enam hari (masa).
Dia adalah Penguasa, Pemilik, dan Pengatur.
Hanya Allah Swt yang berhak disembah.
Manusia hanya meminta pertolongan kepada-Nya.
Yang disebut pada ayat ini adalah langit dan bumi.
Namun maksudnya bukan hanya kedunya melainkan semua yang ada pada semesta ini.
Bumi adalah semua alam yang ada di bawah, sementara langit adalah semua alam yang ada di atas, seperti pada firman-Nya pula di Q.S. al- Furqān/25: 59.
Pernyataan enam masa penciptaan langit dan bumi terdiri atas penciptaan keduanya setelah terbentuknya langit.
Enam masa ini meliputi awal proses penciptaan alam.
Dentuman besar diciptakan oleh Allah Swt. dengan sangat dahsyat yang disebut Big-Bang.
Materi yang semula termuat di dalamnya (bongkahan yang menyatu) berhamburan memecah dengan kecepatan yang amat sangat tinggi.
Hasil pecahan tersebut menyebar dan mengembang ke segala penjuru.
Alam terbentuk akibat pecahan-pecahan tersebut.
Begitu pula, ia yang mewarnai permukaan bumi dan langit dengan mengisi ruang-ruang kosong yang dapat ditempati.
Bumi dan isi langit seluruhnya adalah satu kesatuan.
Keduanya, begitu juga matahari, bulan, bintang, planet, galaksi, dan sebagainya terbentuk dari “asap” yang sama.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa benda-benda ini berasal dari “asap” yang sama ini, kemudian mereka terpisah satu sama lain.
BACA JUGA : 🌟Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap
Pesan Nabi Muhammad saw. tentang Menguasai Ilmu Pengetahuan
Banyak pesan dan ajaran Nabi Muhammad saw. yang berhubungan dengan dorongan mencintai dan menguasai ilmu.
Bahkan beliau berpesan bahwa menuntut ilmu itu suatu keharusan sebagaimana dalam hadis berikut ini:
Yang artinya:
Dari Anas bin Mālik r.a, Nabi Muhammad saw. bersabda “menuntut ilmu itu kewajiban bagi setiap muslim (H.R. Ibnu Majah)
Selanjutnya Beliau juga menjelaskan tentang keutaman dari menuntut ilmu dalam hadis berikut ini:
Yang artinya:
Dari Abu̅ Hurairah r.a., dari Nabi saw. beliau bersabda, ‘Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah Swt akan memudahkan baginya jalan ke surga” (H.R. Muslim)
Nabi Muhammad Saw. pun melarang kita untuk menjadi orang yang tidak berilmu, sesuai dengan hadis berikut ini:
Yang artinya:
Dari Abu Bakrah r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda, ‘Jadilah kamu orang yang pandai, atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan, atau orang yang senang (cinta), janganlah kamu menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka”. (H.R. al-Baihaqi)
[H4] Nilai-Nilai yang Dapat Dipetik pada Penciptaan dan Pengaturan Alam Semesta [/H4]
Beberapa nilai nilai yang dapat dipetik pada penciptaan dan pengaturan alam semesta adalah:
- Kecerdasan intelektual yang diberikan oleh-Nya mengantarkan manusia untuk berfikir dan mengembangkan ilmu pengetahuan
- Aspek spiritual mengantarkan pada keyakinan kepada Allah Swt. yang menciptakan segala sesuatu dengan teratur.
- Menguatkan keyakinan bahwa Al-Qur’an memiliki kemukjizatan dalam dasar-dasar teori sains tentang alam semesta.
- Dorongan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
- dan sebagainya
BACA JUGA : 🌟Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap
Menerapkan Hukum Bacaan Gunnah
Hukum bacaan gunnah adalah apabila terdapat huruf nun bertasydid atau mim bertasydid maka dibaca gunnah yang sempurna.
Cara membacanya adalah dibaca dengung dengan panjang 2 harakat.
Setiap membaca nun atau mim yang bertasydid, cara membacanya dengan mendengungkan nun atau mim bertasydid itu.
Kesimpulan
Dengan memahami dan menguasai materi PAI Kelas 7 BAB 6 Semester 1 Kurikulum Merdeka, siswa akan memiliki dasar yang kuat dalam memahami ajaran Islam. Selain itu, siswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi Muslim yang taqwa dan berakhlak mulia.
Semoga rangkuman materi PAI yang kami berikan dapat membantu siswa mencapai tujuannya. Terima kasih sudah membaca.