Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka – Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peran penting dalam membentuk akhlak dan moral siswa. Oleh karena itu, memahami materi PAI pada kelas 7 BAB 1 Semester 1 menjadi hal yang wajib dilakukan. Namun, seringkali siswa kesulitan memahami materi PAI yang cukup kompleks.
Oleh karena itu, kami hadir untuk membantu memudahkan siswa memahami materi PAI dengan memberikan rangkuman materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka yang lengkap dan jelas. Melalui artikel ini, siswa dapat memahami materi PAI dengan lebih baik dan mudah, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Dalam rangkuman materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka, kami akan membahas tentang beberapa topik penting BAB 1 tentang “Al-Qur’an Dan Sunah Sebagai Pedoman Hidup”.
Kami akan memberikan penjelasan singkat dan jelas, serta contoh-contoh yang mudah dipahami sehingga siswa dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya itu, kami juga akan memberikan tips dan trik agar siswa dapat mengingat materi dengan mudah, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan dengan lancar dan benar saat ujian.
Kami yakin, rangkuman materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka ini akan membantu siswa memahami dan menguasai materi PAI dengan baik.
Tanpa perlu khawatir lagi akan kesulitan memahami materi, siswa dapat fokus belajar dan memahami materi dengan lebih baik lagi.Ayo, mulai belajar dan memahami materi PAI dengan lebih baik bersama kami!
Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka
Berikut ini Rangkuman Materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka Lengkap dan terbaru
Bagi Siswa yang sekolahnya telah menggunakan kurikuilum merdeka dan ingin mendapatkan ringkasan materi PAI kelas 7 bab 1 tentang “Al-Qur’an Dan Sunah Sebagai Pedoman Hidup” maka siswa dapat melihat rangkumanya melalui artikel ini.
Susunan Materi
berikut ini susunan rangkuman materi pelajaran PAI di kelas 7 yang akan di pelajari pada Bab 1 kurikulum merdeka lengkap dan terbaru:
- Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64
a. Tilawah
b. Mengartikan Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64
c. Menerapkan bacaan Alif Lām Syamsiyyah, dan Alif Lām Qamariyyah
- Memahami Isi Kandungan Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64
- Posisi Hadis terhadap Al-Qur’an
- Perilaku semangat untuk mendalami Al-Qur’an dan Hadis sesuai dengan Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64
- Hafalan Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64
Baiklah untuk lebih jelasnya mengenai materi PAI kelas 7 bab 1 Al-Qur’an Dan Sunah Sebagai Pedoman Hidup maka di bawah ini sajian ringkasan materinya :
BAB I AL-QUR’AN DAN SUNAH SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
- Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64
Perhatikan dan baca Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64!
1) Q.S. an-Nisā’/4: 59
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S. an-Nisā’/4:59).
2) Q.S. an-Naḥl/16: 64
Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (Q.S. an-Naḥl/16:64).
Menerapkan bacaan Alif Lām Syamsiyyah, dan Alif Lām Qamariyyah
Pembacaan terhadap Al-Qur’an harus mematuhi aturan ilmu tajwid. Salah satu aturan dalam ilmu ini adalah Alif Lām (ال ) syamsiyah dan Alif Lām (ال ) qamariyyah. Bacaan ini sering muncul pada ayat Al-Qur’an.
a) Alif Lām Syamsiyyah
Huruf alim lam (ال) syamsiyyah terdiri dari 14 (empat belas) huruf yaitu sebagai berikut:
b) Alif Lām (ال ) Qamariyyah
Alif lam (ال )Qamariyyah terdiri dari 14 (empat belas) huruf, yaitu:
- Memahami Isi Kandungan Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64 [/H3]
Al-Qur’an didefinisikan sebagai wahyu Allah Swt yang menjadi mukjizat dan diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya bernilai ibadah. Al-Qur’an berbahasa Arab, dan tertulis pada mushaf mulai surat al-Fātihah sampai al-Nās.
Kandungan Q.S. an-Nisā’/4: 59 menjelaskan untuk patuh dan taat kepada Allah Swt., Rasulullah saw. dan pemimpin-pemimpin kita. Ketaatan ini adalah mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Orang yang taat kepada Rasulullah saw pada hakikatnya ia juga taat kepada Allah Swt. Hal ini dikarenakan tidak ada satupun perintah Rasulullah saw. yang bertentangan dengan perintah Allah Swt.
Pada Q.S. an-Naḥl/16: 64, Nabi Muhammad saw. diperintahkan oleh-Nya untuk menjelaskan apa yang diperselisihkan dalam perkara agama. Penjelasan ini akan menjadikan manusia dapat membedakan perkara yang benar dan salah. Al-Qur’an menjadi tuntutan menuju jalan yang benar juga menjadi rahmat (kebaikan) bagi semua orang.
Al-Qur’an berfungsi sebagai pedoman dan sumber dasar, sedangkan Hadis berfungsi memberikan penjelasan atau rincian. Yakni, dengan menjelaskan maksud ayat atau memberi bimbingan untuk berperilaku sesuai tuntunan Al-Qur’an.
- Posisi Hadis terhadap Al-Qur’an
a. Pengertian Hadis
Hadis adalah sumber hukum yang kedua setelah Al-Qur’an. Orang yang beriman kepada Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam, juga harus percaya pada Hadis sebagai sumber hukum Islam.
Terdapat ragam kata yang hampir sama dengan Hadis. Kata tersebut adalah sunah, khabar, dan aṡar. Namun, keempat kata ini memiliki perbedaan sebagai berikut:
b. Fungsi Hadis
Secara garis besar terdapat empat fungsi Hadis terhadap Al-Qur’an, sebagai berikut:
1) Bayān al-Taqrīr disebut juga dengan Bayān al-Ta’kīd dan Bayān al-Iṡbat. Bayān al-Taqrīr adalah menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam Al-Qur’an. Fungsi Hadis ini memperkokoh isi kandungan Al-Qur’an.
2) Bayān al-Tafsīr adalah penjelasan terhadap ayat-ayat yang memerlukan perincian atau penjelasan lebih lanjut, seperti pada ayat-ayat mujmal (umum/ global), mutlaq (tidak mempunyai batasan), dan ‘ām (umum), sehingga fungsi Hadis ini adalah memberikan perincian (tafsīr) dan penafsiran terhadap ayat-ayat yang masih mutlak dan memberikan takhsi̅s (pengkhususan) terhadap ayat-ayat yang masih umum.
3) Bayān al-Tasyri’ adalah memberikan kepastian hukum Islam yang tidak ada di Al-Qur’an. Biasanya Al-Qur’an hanya menerangkan pokok-pokoknya saja, contohnya zakat fitrah.
4) Bayān al-Nasakh secara bahasa berarti ibtāl (membatalkan), izālah (menghilangkan), tahwi̅l (memindahkan) dan tagyi̅r (mengubah). Bayan al-Nasakh adalah membatalkan ketentuan terdahulu, sebab ketentuan yang baru dianggap lebih maslahat.
- Perilaku semangat untuk mendalami Al-Qur’an dan Hadis sesuai dengan Q.S. an-Nisā’/4: 59 dan Q.S. an-Naḥl/16: 64.
a. Setiap orang beriman harus taat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya.
b. Sebagai orang beriman, kita juga harus menaati pemimpin baik pemimpin dalam pemerintahan maupun para ulama.
c. Apabila terjadi perdebatan dalam masalah agama, agar kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis.
d. Membaca Al-Qur’an dengan baik, memahami terjemah, dan membaca buku tafsir.
e. Membaca buku-buku yang berkenaan dengan Hadis.
f. Berkonsultasi dengan guru terkait bacaan atau kandungan Al-Qur’an dan Hadis.
Kesimpulan Materi
Dari ringkasan materi PAI kelas 7 Bab 1 semester 1 kurikulum merdeka yang telah di sajikan diatas, maka berikut ini kesimpulannya :
- Al-Qur’an adalah wahyu Allah Swt. berbahasa Arab, sebagai mukjizat, disampaikan secara mutawatir, tertulis dalam mushaf, dan membacanya adalah ibadah.
- Sunah adalah semua yang bersumber dari Nabi Muhammad saw. baik perkataan, perbuatan, taqri̅r, tabiat, budi pekerti atau perjalanan hidupnya.
- Hadis adalah perkataan, perbuatan, dan taqri̅r yang bersumber Nabi Muhammad saw. Ada pula ulama yang menyamakan sunah dengan Hadis.
- habar adalah sesuatu yang berasal atau disandarkan kepada nabi dan selain nabi.
- Aṡar adalah sesuatu yang disandarkan sahabat dan tabiin.
- Fungsi sunah adalah menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam Al-Qur’an, menafsirkan terhadap ayat-ayat yang masih mutlak dan memberikan pengkhususan terhadap ayat-ayat yang masih umum, memberikan kepastian hukum Islam yang tidak ada di Al-Qur’an dan membatalkan ketentuan yang datang kemudian yang terdahulu, sebab ketentuan yang baru dianggap lebih cocok dengan lingkungannya dan lebih luas.
- Kandungan Q.S. an-Nisā’/4: 59 adalah menjelaskan untuk patuh dan taat kepada Allah Swt., Rasulullah dan pemimpin-pemimpin kita, serta menjadikan Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber hukum.
- Kandungan Q.S. an-Naḥl/16: 64 menjelaskan kepada seluruh manusia apabila ada perdebatan dalam masalah agama seperti tauhid, takdir, dan hukum agar kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis. Al-Qur’an dijadikan petunjuk dan rahmat bagi umat Islam.
Penutup
Dengan memahami dan menguasai materi PAI Kelas 7 BAB 1 Semester 1 Kurikulum Merdeka, siswa akan memiliki dasar yang kuat dalam memahami ajaran Islam. Selain itu, siswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi Muslim yang taqwa dan berakhlak mulia.
Semoga rangkuman materi PAI yang kami berikan dapat membantu siswa mencapai tujuannya. Terima kasih sudah membaca.